RM.id Rakyat Merdeka – Anggota MPR Christina Aryani menekankan pentingnya peran sentral sekolah sebagai laboratorium toleransi dan pluralisme. Sebagai laboratorium, sekolah adalah tempat terbaik mempelajari dan mempraktikkan nilai-nilai keberagaman.
Juga, saling menerima perbedaan, gotong royong dan persatuan meski berasal dari latar belakang agama, suku dan mungkin status sosial yang berbeda-beda.
“Saya meyakini sekolah adalah tempat ideal menghidupi semangat toleransi dan pluralisme. Relasi antar peserta didik, antara guru dan murid, juga antara sesama guru, termasuk juga hubungan antar sekolah dibangun dengan nilai-nilai toleransi. Ibaratnya sekolah menjadi laboratorium tempat individu belajar menghidupi toleransi dan pluralisme,” ungkap Christina.
Hal itu disampaikannya saat memberikan materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di hadapan siswa SMA Bunda Mulia Jakarta Pusat, Rabu (21/9).
Kata Christina, para siswa di sekolah-sekolah datang dari berbagai latar belakang berbeda, baik agama, suku, bahkan status sosial. Sama halnya para guru juga beragam.
“Lalu apa yang membuat mereka harus bersatu ya karena tujuan yang sama menghasilkan anak-anak Indonesia yang tidak saja pintar secara akademik tetapi juga perilakunya berdasarkan nilai-nilai Pancasila, toleransi, gotong royong, dan persaudaraan,” sambungnya.
Maka, lanjut Christina, sangat disayangkan jika sekolah justru menjadi tempat tumbuh suburnya eksklusivisme atau pengelompokan identitas yang justru membawa bibit perpecahan.
“Kalau sekolah tidak kita rawat sebagai laboratorium toleransi dan pluralisme, siapa yang mau diharapkan untuk menjaga bangsa ini di masa depan? Indonesia masa depan sangat tergantung dari anak-anak sekolah hari ini. Peran mereka sangat sentral dan strategis. Kita harus jaga bersama,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Manajer Program Yayasan Cahaya Guru, Muhammad Mukhlisin mendorong peran OSIS di sekolah agar menjalankan program kolaborasi dengan OSIS sekolah lain untuk bersama mempelajari keberagaman.
“Makin sering berkolaborasi, saling tukar pengalaman akan semakin bagus. Pengalaman positif yang dihidupkan di antara komunitas OSIS juga akan memperkaya wawasan siswa tentang keberagaman. Ini harus terus didorong,” ucapnya.
Ditambahkan Kepala Sekolah SMA Bunda Mulia, Anastasia Sri Prihartini , agar Sosialisasi Empat Pilar seperti yang dilakukan Christina lebih giat lagi dilakukan di sekolah-sekolah.
“Kami ingin agar para siswa memiliki jiwa dan semangat nasionalisme yang kuat. Lebih dari itu catatan Ibu Christina soal sekolah harus jadi garda terdepan merawat toleransi dan pluralisme itu akan jadi pegangan kami,” pungkas Anastasia.